Skip to content

Mengenal Sekilas Kitab Al ‘Aqidah Al Waasithiyyah Karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

بسم الله الرحمن الرحيم

Latar Belakang

Kitab “Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah” ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah karena permintaan seorang Qodhi (hakim) dari Kota Waasith di Iraq[1]. Permintaan tersebut dilatarbelakangi rusaknya aqidah kebanyakan umat Islam pada zaman itu pasca-penjajahan pasukan Tar-Tar (Mongol).

Pada awalnya, Syaikhul Islam menolak permintaan tersebut karena sudah banyaknya ditulis risalah-risalah serupa. Akan tetapi, sang Qodhi tetap bersikeras meminta Syaikhul Islam untuk menulisnya dengan mengatakan,

ما أحب إلا عقيدة تكتبها أنت

Saya tidak mau kitab aqidah kecuali kitab yang engkau tulis

Akhirnya Beliau pun bersedia menulisnya.

Kelebihan Kitab “Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah

Pertama:

Ditulisnya kitab ini menunjukkan kuatnya keilmuan Penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah). Hal ini dikarenakan Syaikhul Islam menulisnya cukup antara waktu ashar dan maghrib. Padahal bila kita membacanya saja belum tentu cukup antara waktu ashar dan maghrib.

Kedua :

Kitab ini ditulis berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah, serta ijma para ulama salaf. Dalam Kitab “Majmu Fatawa”, Syaikhul Islam mengatakan,

أَنَا تَحَرَّيْت فِي هَذِهِ الْعَقِيدَةِ اتِّبَاعَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ

“Saya benar-benar berusaha berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah dalam menulis kitab Al ‘Aqidah Al Waasithiyyah” (Majmu’ Fatawa, 3/165, Asy Syamilah)

Beliau juga mengatakan,

وَكُلُّ لَفْظٍ ذَكَرْته فَأَنَا أَذْكُرُ بِهِ آيَةً أَوْ حَدِيثًا أَوْ إجْمَاعًا سَلَفِيًّا

“Setiap lafazh yang kusebutkan (dalam kitab ini), pasti kuiringi dengan ayat, atau hadits, atau ijma para ulama salaf” (Majmu’ Fatawa, 3/189, Asy Syamilah)

Ketiga :

Kitab ini adalah hasil penelitian / penelaahan terhadap perkataan-perkataan ulama salaf tentang pokok-pokok ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Syaikhul Islam mengatakan :

مَا جَمَعْت إلَّا عَقِيدَةَ السَّلَفِ الصَّالِحِ جَمِيعِهِمْ

“Tidaklah aku kumpulkan di dalamnya (kitab Al‘Aqiidah AlWaasithiyyah) melainkan adalah aqidah para Salafush Shalih”(Majmu’ Fatawa, 3/169, Asy Syamilah)

Keempat :

Syaikhul Islam benar-benar telah menelitinya (kitab Al ‘Aqiidah Al Waasithiyyah) sebelum dipublikasikan. Setelah dipublikasikan sekalipun, Syaikhul Islam tetap menunggu kritikan dari para ulama lain yang membaca kitab tersebut dan Syaikhul Islam memberi kesempatan sampai waktu 3 tahun (lihat Majmu’ Fatawa, 3/169, Asy Syamilah)

Kelima:

Kitab ini adalah mukhtashor (ringkas), tetapi mengandung sekian banyak i’tiqod (keyakinan) aqidah Ahlus Sunnah dan pokok-pokok keimanan serta akhlak.

 

Faidah dari pertemuan pertama kajian Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta yang membahas Kitab Al ‘Aqiidatul Wasiithiyyah oleh Ustadz Zaid Susanto, Lc –hafizhahullah– di Masjid Al ‘Ashri Pogung Rejo Yogyakarta

 

Ditulis oleh :

Muhammad Iqbal

Santri Ma’had Al ‘Ilmi tahun ajaran 1435/1436

 

[1]Yang bernama Radhiyuddin Al Wasithy (Majmu’ Al Fatawa, 3/164, Asy Syamilah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *