بسم الله الرحمن الرحيم
Pelajari dzahir dari beberapa dalil berikut,
Dalil pertama, peristiwa A’isyah mengalami haid ketika haji wada’. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ، فَاقْضِي مَا يَقْضِي الحَاجُّ، غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِي بِالْبَيْتِ
“Sesungguhnya haid adalah perkara yang telah Allah tetapkan untuk putri Adam. Lakukan seperti yang dilakukan jamaah haji, hanya saja kamu tidak boleh thawaf di Ka’bah” (HR. Bukhari 294 dan Muslim 1211)
Dalil kedua, firman Allah terkait masa iddah wanita yang tidak haid
وَاللَّائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللَّائِي لَمْ يَحِضْنَ وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ
(QS. at-Thalaq; 4)
Dalil Ketiga, peristiwa Ibnu Umar mentalak istrinya ketika haid, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Ibnu Umar untuk merujuk istrinya, beliau bersabda,
مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا، ثُمَّ لِيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا، أَوْ حَامِلًا
“Perintahkan Ibnu Umar untuk merujuk istrinya, setelah itu dia boleh mentalak istrinya, ketika suci atau ketika sedang hamil.” (HR. Ahmad 4789 dan Muslim 1471)
Soal:
- Apa hukum asal darah wanita berdasarkan hadis Aisyah?
- Apakah darah yang keluar di masa kehamilan termasuk haid?
Berikan penjelasan dengan menerapkan kaidah makna dzahir dan makna muawwal.
Cara Menjawab :
1. Jawaban dituliskan dalam bentuk Ms. Word, soal tidak perlu ditulis ulang
2. Di-save dengan format “Tugas III – Nama Santri“. Contoh : Tugas III – ‘Abdurrahman
3. Jawaban dikumpul ke email pengurus paling lambat hari Rabu, 3 Shafar 1436 / 26 November 2014 pukul 23.59 WIB.
Semoga bermanfaat untuk mengaplikasikan ilmu ushul fiqh antum. Baarakallahu fiikum.