Skip to content

Mukadimah

Oleh : Ust. Fauzan bin Abdillah, S.T. hafizhahullah

Segala puji bagi Alloh ta’ala yang telah memberikan kepada umat manusia beragam kenikmatan kepada mereka agar mereka dapat bersyukur kehadirat penciptanya. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah membimbing umatnya dan mengarahkan mereka kepada jalan kebaikan yang berakhir di syurga yang penuh kenikmatan yang tiada tara, juga kepada para sahabatnya serta orang-orang yang senantiasa setia dan berpegang teguh di atas jalan mereka. Amma ba’du

Fenomena yang ada di kalangan kaum muslimin semakin hari semakin memprihatinkan. Semakin jauhnya mereka dari pancaran petunjuk nubuwwah menyebabkan kondisi kaum muslimin semakin terpuruk ke titik nadir. Kalaulah tidak karena janji Alloh bahwa Alloh akan menjaga agama ini, niscaya akan musnahlah agama ini dan akan lenyaplah pembela-pembela kebenaran-Nya. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa senantiasa ada pada setiap zaman orang-orang yang Alloh pilih untuk membela agamanya, menyebarkan serta berjuang di atasnya sekalipun dengan mengorbankan harta, tenaga, bahkan jiwa yang dimilikinya, demi mendapatkan kemuliaan yang tak ternilai harganya, yaitu kedudukan yang tinggi di syurga-Nya. Sungguh Alloh telah berjanji kepada orang-orang mu’min yang mau menjual harta dan jiwanya kepada Alloh, bahwa Alloh akan memberikan syurga kepadanya.

Alloh ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang orang yang beriman jiwa dan harta mereka bahwasanya bagi mereka adalah Syurga” (At-Taubah : 111), dan Alloh ta’ala berfirman yang artinya “Dan di antara manusia ada yang menjual (mengorbankan) dirinya untuk memperoleh keridloan Alloh, dan Alloh Maha Penyantun terhadap hamba-hambanya” (Al-Baqoroh : 207), dan Alloh ta’ala berfirman “Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Alloh ? ” (An-Nisaa : 87), semoga Alloh memilih kita semua menjadi pejuang-pejuang pembela agama ini.

Alloh ta’ala telah menetapkan kewajiban da’wah kepada pundak kaum muslimin, dan sungguh beruntunglah orang-orang yang diberikan taufik dan hidayah dari Nya untuk mengemban tugas yang agung dan mulia ini, meneruskan perjuangan para nabi dan rasul yaitu menda’wahkan agama Alloh ke seluruh pelosok negeri, dengan segenap kemampuan yang dimiliki terus maju pantang mundur sampai mati. Da’wah menyeru kepada Alloh ta’alata’ala adalah sesuatu amalan yang mulia . Alloh berfirman yang artinya, “Dan jadilah kalian sekelompok umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada kemungkaran. Dan mereka itulah adalah orang-orang yang beruntung.”(Ali Imron : 104)

Da’wah ilalloh adalah sebuah usaha untuk memperbaiki keadaan manusia, dan merupakan udzur (alasan) kepada Alloh tabaroka wa ta’ala, bahwa kita telah menyampaikan nasehat kepada manusia, ambillah pelajaran dari firman Alloh ta’ala tentang kisah kaum nabi Musa (Bani Isroil) “Dan (ingatlah) tatkala berkata sekelompok kaum diantara mereka (kepada kaum yang lain), “ mengapakah kalian memberikan nasehat kepada kaum yang Alloh akan membinasakan mereka atau akan mengadzab mereka dengan adzab yang keras?”, mereka menjawab : “ Sebagai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu dan supaya mereka bertakwa.” (Al – A’raaf : 164)

Kemudian Alloh ta’ala mengisahkan bahwa Alloh mengadzab orang-orang yang dzolim di antara mereka dan menyelamatkan orang-orang yang memberikan nasehat dan peringatan, adapun nasib orang-orang yang tidak memberikan nasehat atau peringatan tidak dijelaskan dan tidak disebutkan bagaimana nasibnya diakhirat kelak. Alloh ta’ala berfirman:” Dan takutlah terhadap musibah yang tidak hanya menimpa orang-orang dzolim saja diantara kalian.” (Al – Anfaal : 25).

Sehingga perlu dan amat perlu bagi kita untuk menyebarkan da’wah serta mengadakan perbaikan dikalangan kaum muslimin di manapun kita berada, dalam rangka menyelamatkan diri dan lingkungan. Senjata dalam da’wah maupun amal sekalipun adalah al ‘ilmu. Alloh dan Rosul Nya telah menegaskan akan keutamaan ilmu dien di berbagai tempat dalam Al-Qur’an maupun dalam hadits. Sehingga hendaknya setiap kita bersemangat dalam menuntut ilmu agama, mengamalkannya serta mendakwahkannya kemudian bersabar diatasnya, sebagai bekal untuk mencari derajat yang paling mulia di sisi Nya.

Keutamaan menuntut ilmu agama bukan lagi sesuatu hal yang diragukan. Banyak sekali nash-nash baik didalam Al-Qur’an maupun hadits yang menjelaskan tentang keutamaan dari menuntut ilmu dien, Alloh ta’ala berfirman,“ Alloh akan meninggikan orang- orang yang beriman diantara kalian dan orang- orang yang berilmu beberapa derajat.”(Al-Mujadilah : 11) “Sesungguhnya orang yang takut kepada Alloh dikalangan hamba-hambaNya hanyalah ulama (orang yang berilmu).”(Fathir : 28). Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sebaik–baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”(HR. Bukhori).

Sangat beruntunglah orang-orang yang Alloh karuniakan ihtimam/ perhatian di dalam jiwanya untuk menuntut ilmu dien, mengamalkannya dan mendakwahkannya dan sangat merugilah orang yang tidak Alloh fahamkan terhadap perkara agamanya. Alloh Ta’ala berfirman “Alloh menganugerahkan al-Hikmah ( kefahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi Al-Hikmah itu, maka sungguh dia benar-benar telah dianugerahi karunia (kebaikan) yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Alloh). ”(Al-Baqoroh : 269). Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “ Barangsiapa yang Alloh kehendaki kebaikan pada dirinya maka Alloh akan fahamkan dia dalam perkara agamanya.”(HR. Bukhori). Maka apalagi yang kita tunggu wahai saudaraku?

Menuntut ilmu merupakan amal sholeh yang paling utama, bahkan termasuk jihad fi sabilillah, karena ada dua macam jihad fi sabilillah yaitu jihad dengan lisan dan jihad dengan pedang ( peperangan). Jihad dengan lisan lebih didahulukan, dan tidak ragu lagi bahwa untuk ini membutuhkan ilmu, sebagaimana firman Alloh ta’ala : “Katakanlah ( hai Muhammad ) : “Inilah jalanku, aku menyeru kepada Alloh di atas bashiroh (ilmu), aku beserta orang-orang yang mengikutiku (juga menyeru kepada Alloh di atas ilmu), Maha suci Alloh. Dan bukanlah aku termasuk orang – orang yang musyrik”(Yusuf : 108).

Menuntut ilmu adalah amal yang membutuhkan kesungguhan dan kesabaran. Tanpa keduanya, tidaklah mungkin seseorang akan mendapatkan apa yang ia inginkan dari berbagai kebaikan yang begitu banyak. Pentingnya kesabaran dan kesungguhan banyak disinggung baik di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah. Dalam sebuah sya’ir Imam Syafi’i mengatakan :

Wahai Saudaraku …
engkau takkan mendapatkan ilmu
kecuali dengan enam perkara
‘kan ku sebutkan perincian beserta penjelasannya
Semangat, Sungguh-sungguh dan kecerdasannya
Modal, bersama pengajar dan panjang waktunya

Di dalam menuntut ilmu harus mempunyai cara yang tepat dalam mempelajarinya, mana yang harus didahulukan dan mana yang harus lebih didahulukan karena waktu yang sempit sedangkan ilmu begitu luas dan banyak, sebagaimana dalam sebuah sya’ir :

Ilmu, kalau engkau cari dan dalami begitu luasnya.
Umur, kalau ‘kau infakkan seluruhnya begitu pendeknya.
Maka mulailah dari yang paling penting,
kemudian yang penting lainnya.

Maka hendaknya setiap muslim memulai dari ilmu – ilmu yang wajib ‘ain bagi dirinya, kemudian ilmu yang utama lainnya. Bertahap dan bertingkat itu adalah kata kuncinya.

Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rosullulloh shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan akhirnya Segala puji bagi Alloh yang telah mengokohkan kita semua diatas al-haq dan kebaikan, dan tidaklah seseorang akan mendapatkan petunjuk jika Alloh ta’ala tidak memberikan petunjuk Nya. Semoga Alloh menolong dan meridhoi amal-amal yang kita lakukan dan membalasnya dengan sebaik-baik balasan, Sesungguhnya Alloh Maha Pemurah lagi Maha Mulia.

*Makalah ini ditulis oleh beliau ketika pertama kali membuka program Ma’had ini pada tahun 2002

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *