Tak terasa, kita telah menginjakkan kaki kita bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, penuh rahmat, penuh ampunan, musim kebaikan, musim penggandaan ganjaran, dibukakan pintu-pintu kebaikan. Bulan diturunkannya Al-Qur’an yang didalamnya petunjuk sebagai penerang bagi kehidupan manusia.
( إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار وصفدت الشياطين )
Dari abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihis salam bersabda : “Ketika datang Ramadhan, dibukalah pintu surga dan ditutuplah pintu neraka dan dibelenggulah Syaithon.”
Saudaraku,,, bertemunya kita dengan Ramadhan merupakan suatu nikmat yang amat besar. Dengan bulan ini, kita dapat kembali kepada Allah ta’ala dari perbuatan hina menuju perbuatan mulia, dari lalai kepada mengingat-Nya, dari jauh dari-Nya kepada dekat dengan-Nya. Telah berlalu masa,,perputaran antara siang dan malam, sudahkah kita merenungkan betapa mulianya sebuah waktu. Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” [QS. Al-Imran : 190]
Dimana,,,selalu terngiang-ngiang betapa banyak dosa yang telah kita perbuat.? Betapa banyak kelalaian yang senantiasa terulang ? baru kemarin rasanya kita meninggalkan Ramadhan, dan sekarang kita sudah menginjakkan kedua kaki kita dibulan yang mulia ini. Telah berlalu bulan-bulan ramadhan,,yang dulu kita lewati. Pertanyaannya…sudahkah kita merasakan manisnya buah iman dari pada amal yang kita tanam di bulan tersebut? Dan akankah kita berlaku biasa-biasa saja dalam menjalaninya? Jadikan ramadhan kali ini menjadi Ramadhan terindah yang kita lewati. Kita berharap…waktu kita dihari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan hari yang akan datang lebih baik dari hari ini. Karena yang kita lakukan disetiap tarikan nafas ini akan dipertanggung jawabkan dihadapan Rabb semesta alam. Kita hidup,,,untuk beramal, amal yang kita lakukan,,,akan dipertanggung jawabkan, amal yang baik akan dibalas dengan yang baik pula, amal yang jelek dibalas dengan yang serupa pula. Allah ta’ala berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“ Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, dan sungguh akan diberikan balasan dari amal kalian pada hari kiamat, barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, sungguh dia adalah orang yang beruntung,dan tidaklah kehidupan dunia itu melainkan kehidupan yang menipu.” [Al-Imron : 185]
Saudaraku sekalian…setelah kita mengimani bahwa kita hidup didunia ini untuk beramal, untuk beribadah kepada Allah,,,tentu kiranya kita takut akan adzab dari Allah ta’ala,,dan berharap mendapat tempat yang indah di surga-Nya. Musim Ramadhan adalah musim yang baik untuk bercocok tanam,,tanahnya gembur,,hama-hamanya telah menjauh dari ladang,,airnya melimpah,,,sinar matahari yang cukup. Begitulah kiranya seorang muslim mulai menanam amal sebanyak-banyaknya,, menorehkan amal lebih baik dan lebih besar daripada bulan-bulan yang lain. Disinilah seharusnya seorang muslim,,,mulai menghambakan diri kepada Allah dengan penghambaan yang sepenuhnya, kembali ke jalan yang benar, menuju ke fitrah manusia yang bersih, kembali kepada Allah ta’ala dengan hati yang salim. Tidak sebagaimana kesombongan Qorun dengan hartanya, atau kecongkakan hamam dengan keahliannya, atau kedurhakaan dan kediktatoran Fir’aun dengan kekuasaannya. Semuanya sirna,,,yang tersisa hanyalah kisah-kisah mereka yang diabadikan Allah ta’ala sebagai peringatan bagi orang yang masih memiliki hati yang suci. Yang tersisa hanya pemuliaan bagi orang yang berbuat kebajikan, dan menghukum bagi orang yang berbuat kajahatan dan kejelekan. Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ (13) وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ (14
“Sesungguhnya orang-orang yang baik benar-benar berada dalam surga Na’im, dan orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka Jahim.” [QS. Al Infithar : 13-14]
Dan dibulan inilah kita berharap untuk memperbaiki akhlak yang indah, terutama akhlak kita kepada Dzat yang telah menciptakan kita dan juga kepada Manusia terbaik, Rasulullah shallallahu ‘alaihis salam.Nah,,,disinilah kami akan memnguraikan sedikit nasihat bagaimana seharusnya seorang muslim berakhlak kepada Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihis salam :
Akhlak kita kepada Allah ta’ala
1. Memurnikan Ibadah hanya kepada Allah Dan inilah hakikat tujuan hidup manusia, tujuan penciptaan manusia, sebuah tujuan besar yang mana tak sedikit dari bilangan manusia lalai akan tujuan yang besar ini.Allah ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)
“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka hanya menyembahku” [Adz-Dzariyat : 56]
Akan tetapi kebanyakan manusia lari dari hal ini,,betapa banyak kita lihat dan kita jumpai disana sini masih banyak saudara-saudara kita yang menyatakan keislaman, namun nyatanya jauh dari pada apa yang islam inginkan. Suatu hari,,dan sebenarnya bukan hanya bilangan hari itu saja, disetiap tahun pada suatu perkampungan sayapun menyaksikan masyarakat beramai-ramai menyambut datangnya bulan Ramadhan yang seharusnya kita sambut dengan ketundukan dan kepasrahan,,,namun sangat disayangkan merekapun menyambutnya dengan berbagai makanan sesaji yang kiranya mereka tujukan kepada selain Allah ta’ala Rabb yang Maha Esa. Di tanggal 21 Ramadhanpun ada acara yang sama,dan,,,dipenghujung Ramadhan diberlakukanlah acara semisalnya penghambaan kepada selain Allah ta’ala. Saudaraku,,,sudah seharusnya dibulan yang suci ini kita tundukkan hati kita…sinari hati kita dengan cahaya keimanan,,sirami dengan ilmu Al-Qur’an dan Sunnah….padamkan api kesombongan dan kecongkakan..hambakan diri kita hanya kepada Ar Rahman.
2. Mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya Sebagaimana seorang murid taat dan patuh kepada gurunya,,maka terlebih lagi sebagai hamba yang lemah, pasrahkan diri kita untuk mentaati seluruh perintah dan larangan dari Rabb semesta alam. Allah ta’ala berfirman :
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23)
“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya samapi berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” [Al-Isra’ : 23]
Akhlak kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihissalam
1. Menempatkan Rasulullah pada tempat yang telah ditetapkan Allah ta’ala Saudaraku,,,keimanan kita kepada Rasulullah tidaklah menjadi sempurna, kecuali kita letakkan kedudukan Beliau sesuai kedudukannya. Janganlah kita posisikan Beliau sejajar dengan Allah ta’ala sehingga kita jadikan Beliau sebagai sesembahan karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihis sallam hanyalah sebagai Rasul yang diutus. Jangan pula kita rendahkan Beliau layaknya manusia biasa, karena Beliau adalah Manusia terbaik yang diutus, manusia pilihan yang memberikan penerangan, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dalam sebuah potongan hadits dari ‘ubada bin shomit, Rasulullah shallallahu ‘alaihis salam bersabda : .وأن محمدا عبده ورسوله…… “Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya…”
2. Membenarkan berita yang Beliau bawa kemudian hendaknya seorang muslim sejati mengimani dan membenarkan apapun berita yang datang dari Rasulnya, karena setiap aluanan kata dan gerak gerik Beliau berdasarkan wahyu yang datang dari langit. Allah ta’ala berfirman :
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى (4)
“Dan tidaklah yang diucapkan itu berdasarkan hawa nafsunya, tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya”.[An-Najm : 3-4]
Saudaraku kaum muslimin,,,sebagai bukti akan keimanan kita tentang pembenaran risalah yang dibawa Rasulullah,walaupun itu berat terasa akal ini membenarkannya, percayailah ia pasti membawa kebenaran. Contohlah hadits Dzubab(lalat), Rasul memerintahkan ketika air minum kita dihinggapi lalat, diperintahkanlah untuk mencelupkan lalat tersebut kedalam bejana, lalu kita minum atau membuangnya. Mungkin akal kita yang pendek akan mendustakannya. Akan tetapi inilah Rasulullah yang membawa kebenaran, kiranya setelah dilakukan penelitian salah satu sayap dari lalat terdapat virus yang mana tidak ada yang dapat membunuh virus tersebut kecuali dengan sayap yang satunya. 3. Mutaba’ah (mengikuti sunnahnya) Betapa banyak pelajaran yang bisa kita petik dari pelajaran kaum-kaum terdahulu dari golongan Nabi dan Rasul, yang tidak sedikit mereka yang menyelisihi Nabi dan Rasul mereka. Mereka yang di adzab Allah ta’ala dengan adzab yang pedih dan menyakitkan dan menyesakkan dada. Begitu pula jika seandainya kaum terakhir dari umat ini yang menyelisihi sunnah Rasulullah sahallallahu ‘alaihis salam tentu akan mengakibatkan nafas ini terengah-engah melihat kehancuran. Allah ta’ala berfirman :
وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Dan apa-apa yang datang dari Rasul maka ambillah, dan apa yang dilarang Rasul dari kalian maka tinggalkanlah.”[Al-Hasyr : 7]
Saudaraku,,,jangan pulalah menambahi dan mengurangi syari’at ini, karena telah sempurna. Bagaimana kita melakukan penambahan,,sedangkan kita tak mampu melaksanakan semua syariat ini,maka cukupkanlah syariat ini. Allah ta’ala berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah telah Ku cukupkan nikmatku atasmu, dan telah Ku ridhoi islam sebagai agamamu.” [Al-Maidah :3]
Selesai ditulis diberanda HS,,pagi yang sejuk, 08:03 WIB Jogjakarta, 4 Ramadhan 1432 H / 4 Agustus 2011 # Usman Abu Fairus –semoga Allah mengampuni dosanya-