Segala sesuatu yang mulia tidaklah bisa diraih kecuali dengan kesabaran. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran, karena bersabar serta menguatkan kesabaran adalah dua hal yang diperintahkan kepada manusia. Dengannya seseorang akan dapat menggapai pokok keimanan. Dan dengan kesabaran pula seseorang dapat menggapai kesempurnaan iman.
Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu” (QS. Ali Imran : 200)
Allah Ta’ala juga berfirman :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya” (QS. Al Kahfi : 28)
Yahya bin Abi Katsir rahimahullah di dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan, “ Yang dimaksud oleh ayat ini adalah majelis ilmu”.
Seseorang tidak akan berhasil mendapatkan ilmu kecuaii dengan bersabar.
Beliau rahimahullah juga mengatakan , “Ilmu tidak akan bisa digapai dengan badan yang bersantai-santai .”
Maka, dengan kesabaran, hilanglah noda kejahilan ( kebodohan) dan kelezatan ilmu akan dirasakan.
Dua jenis kesabaran
Kesabaran ( dalam ilmu –pen) ada dua macam:
[Pertama] Kesabaran dalam mempelajari dan mengambil ilmu.
Seseorang ketika menghafalkan ilmu membutuhkan kesabaran, ketika memahami ilmu membutuhkan kesabaran, ketika menghadiri majelis ilmu membutuhkan kesabaran, ketika memperhatikan hak-hak gurunya juga membutuhkan kesabaran.
[Kedua] Kesabaran dalam menyampaikan dan menyebarkan ilmu kepada orang lain
Seseorang dalam duduknya untuk mengajarkan ilmu membutuhkan kesabaran, ketika memahamkan orang lain juga membutuhkan kesabaran, dan untuk memaafkan kesalahan muridnya membutuhkan kesabaran.
Dan kesabaran yang lebih tinggi dari dua macam kesabaran di atas adalah bersabar untuk bersikap sabar dalam menjalani dua hal di atas (karena dalam bersikap sabar membutuhkan kesabaran pula di atasnya –pen ) dan untuk istiqomah di atasnya.
“Untuk setiap tujuan yang mulia terdapat kesabaran di dalamnya
Dan yang paling sulit adalah bentuk kesabaran di atas kesabaran.”
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang bersabar dalam menuntut ilmu, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Aamiin.
(Diterjemahkan dari kitab Khulashoh Ta’zhimil ‘Ilmi karya Syaikh Shalih bin ‘Abdullah bin Hammad Al ‘Ushaimi hafizhahullah, hal. 28-29)
Pogung Dalangan, 3 Dzulqaidah 1434 / 9 September 2013
Ditulis oleh :
Bagas Prasetya Fazri
Santri Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta tahun ajaran 1434/1435
Alhamdulilah dgn membaca web ini
insya allah saya kan lbh sabar lagi