Skip to content

Manhaj Dakwah ila Allah

Oleh: Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi Al Madkhali hafizhahullah

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika mengutus Mu’adz ke negeri Yaman, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan Ahli Kitab. Maka hendaknya dakwah pertama yang kau sampaikan kepada mereka adalah syahadat laa ilaaha illallaah –dalam riwayat lain disebutkan : supaya mereka mentauhidkan Allah- kemudian apabila mereka sudah menaatimu untuk melakukan itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Kemudian apabila mereka telah menaatimu untuk itu maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shadaqah (zakat) kepada mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang miskin di antara mereka. Kemudian apabila mereka menaatimu untuk itu maka jauhilah harta-harta mereka yang paling berharga. Berhati-hatilah dari do’anya orang yang terzhalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara do’anya dengan Allah.” (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah, Ad Darimi dan Ahmad)

Periwayat hadits :
Abdullah bin Abbas, cucu Abdul Muththalib, berasal dari Bani Hasyim. Seorang putera dari paman Rasulullah. Dijuluki sebagai orang yang ilmunya sedalam lautan karena keluasan ilmu yang dimilikinya. Beliau adalah salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Beliau juga termasuk tokoh sahabat yang memiliki nama Abdullah dan termasuk golongan pakar fikih di kalangan para sahabat. Beliau wafat pada tahun 68 (hijriyah).

Kosakata :
Mengutus : mengirim
Ahlu Kitab : Yahudi dan Nasrani
Syahadat laa ilaaha illallaah : pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan menyatakan bahwasanya peribadatan kepada selain-Nya adalah batil dan tindakan kesyirikan terhadap Allah.
Supaya mereka mentauhidkan Allah : supaya mereka beribadah kepada Allah saja
Mewajibkan : mengharuskan
Shadaqah : yang dimaksud shadaqah di sini adalah zakat yang wajib ditunaikan
Menaatimu : tunduk dan melaksanakan (perintahmu)
Harta paling berharga : harta terbaik, paling bernilai dan paling mahal harganya

Tema hadits
Penjelasan tentang metode berdakwah kepada Allah

Kandungan hadits secara global :
Hadits ini menjelaskan langkah-langkah dakwah yang wajib ditempuh oleh seorang da’i yang (mengajak orang) kepada (agama) Allah. Perkara pertama yang harus didakwahkan terlebih dulu adalah dakwah (mengajak umat manusia) kepada tauhid, beribadah kepada Allah saja serta menjauhi kesyirikan; yang kecil maupun yang besar. Dan hal itu akan terwujud dengan mewujudkan syahadat laa ilaaha illallaah wa anna Muhammadar Rasulullah. Maksud dari syahadat ini adalah segala macam bentuk ibadah adalah hak yang harus ditunaikan kepada Allah saja, tidak ada sesuatupun selain-Nya yang berhak untuk mendapatkannya barang sedikitpun. Entah dia malaikat yang didekatkan, Nabi yang diutus, orang shalih, batu, pohon, matahari ataupun bulan.

Oleh sebab itu tidak boleh diibadahi kecuali Allah saja. Tidak boleh meminta pertolongan supaya dihilangkan bahaya yang sudah menimpa kecuali kepada-Nya. Tidak boleh dimintai pertolongan kecuali Dia. Tidak boleh bertawakal kecuali kepada-Nya. Tidak boleh menjadi sasaran rasa takut dan harap (yang disertai ketundukan, pent) kecuali Dia. Sehingga barangsiapa yang memalingkan salah satu bentuk ibadah tersebut atau ibadah-ibadah yang lainnya kepada selain Allah maka sesungguhnya dia telah mempersekutukan Allah. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh surga telah diharamkan baginya dan tempat tinggalnya adalah neraka. Dan tidak ada satu penolongpun bagi orang-orang zhalim (musyrik) itu.

Dan bukanlah yang dimaksud dengan laa ilaaha illallaah sekedar mengucapkannya. Karena ucapan itu juga harus disertai dengan memahami maknanya, mengamalkan isinya, dan juga melaksnakan konsekuensinya. Selain itu syahadat tersebut juga harus memenuhi syarat-syaratnya yang berjumlah tujuh :

Pertama : Mengetahui (maknanya) yang menafikan kebodohan
Kedua : Keyakinan yang menafikan rasa ragu
Ketiga : Menerima yang menafikan penolakan
Keempat : Ketundukan yang menafikan sikap meninggalkan
Kelima : Keikhlasan yang menafikan kesyirikan
Keenam : Kejujuran yang menafikan kedustaan
Ketujuh : Kecintaan yang menafikan lawannya

Sedangkan yang dimaksud dengan syahadat Anna Muhammadar Rasulullah ialah memahami maknanya serta mengamalkan konsekuensinya. Jadi bukan pula yang dimaksudkan adalah sekedar mengucapkannya saja, namun dia mengandung tuntutan untuk membenarkan berita-berita beliau, menaati perintah beliau, menjauhi larangan beliau dan beribadah kepada Allah dengan cara yang disyari’atkan Allah melalui lisan Rasul yang mulia ini, bukan dengan menuruti hawa nafsu dan bukan dengan cara menciptakan kebid’ahan.

Maka menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengetahui makna syahadatain secara benar serta mengamalkan konsekuensi keduanya, yaitu senantiasa membenarkan (wahyu), beriman, beramal dengan ajaran Rasulullah yang tercantum di dalam Al Kitab maupun As Sunnah, yang terkait dengan permasalahan akidah, ibadah dan syari’at yang mengatur segala sisi kehidupan.

Faidah yang bisa dipetik dari hadits :

  1. Tauhid adalah asas agama Islam
  2. Rukun Islam yang paling penting setelah tauhid adalah mendirikan shalat
  3. Rukun Islam yang paling wajib setelah shalat adalah zakat yang wajib. Zakat itu merupakan kewajiban yang harus ditunaikan dalam hal harta
  4. Pemimpin (pemerintah) adalah pihak yang berhak mengurusi dan mengatur pemungutan zakat serta pembagiannya, bisa dengan cara turun tangan sendiri maupun dengan menunjuk wakil/petugas pengganti
  5. Di dalam hadits tersebut terdapat dalil bahwa sudah dianggap cukup apabila zakat diberikan kepada salah satu golongan (yang berhak menerima zakat, red)
  6. Di dalamnya juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada orang kaya
  7. Di dalamnya juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa diharamkan bagi pemungut zakat (mal) mengambil bagian harta yang paling berharga
  8. Di dalamnya juga terdapat peringatan keras agar menjauhi segala macam kezhaliman
  9. Di dalam hadits ini juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa hadits ahad dari orang yang adil (taat dan terpercaya) diterima, baik dalam masalah akidah maupun dalam perkara yang mengharuskan amalan
  10. Di dalam hadits ini juga terdapat pelajaran bahwa hendaknya seorang da’i memulai dakwahnya dengan perkara yang terpenting kemudian diikuti oleh perkara-perkara penting berikutnya.

Diterjemahkan dari Mudzakkirah Al Hadits An Nabawi lil Mustawa Mutaqaddim wal Jaami’i, hal. 7-10. Penerbit Kerajaan Saudi Arabia, Kementrian Urusan Pendidikan Tinggi. Universitas Islam (Al Jami’ah Al Islamiyah) di kota Madinah Al Munawwarah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *