Jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari ‘arafah adalah hari yang istimewa bagi kaum muslimin umumnya dan jema’ah haji khususnya. Hari ‘arafah adalah momen berkumpulnya jema’ah haji. Mereka memohon rahmat Allah, berlindung dari adzab-Nya, dan meminta karunia-Nya di padang ‘arafah.
Padang ‘arafah dan padang mahsyar
Hari yang mengingatkan seorang muslim akan momen yang jauh lebih dahsyat, yakni berkumpulnya seluruh manusia dari generasi awal sampai manusia terakhir yang hidup di dunia di padang mahsyar. Berkumpul untuk menunggu keputusan Allah, menunggu untuk digiring ke tempat kembalinya masing-masing, apakah ke surga atau neraka.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ إِنَّ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ (49) لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
“Katakanlah : Sesungguhnya manusia dari generasi awal sampai akhir, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal” (QS. Al Waqi’ah : 49-50)
– Manusia akan dikumpulkan tidak berpakaian, tidak bersandal, tidak dikhitan
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّكم محشورون حُفاةً عُراةً غُرلاً
“Kalian akan dikumpulkan dalam keadaan tidak bersandal, tidak berpakaian, dan tidak dikhitan” (Muttafaqun ‘alaihi)
– Matahari hanya sejarak 1 mil
Dari Al Miqdad bin Al Aswad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تدنى الشمسُ يوم القيامة من الخلق، حتى تكون منهم كقدر ميل، فيكون الناسُ على قدر أعمالهم في العرق، فمنهم من يكون إلى كعبيه، ومنهم من يكون إلى ركبيته، ومنهم من يكون إلى حقويه، ومنهم من يلجمه العرق إلجاماً
“Matahari akan didekatkan dengan hamba di hari kiamat kelak sampai jaraknya hanya sekitar 1 mil. Lantas manusia akan berkeringat sebanding dengan kualitas amalannya. Ada yang keringatnya mencapai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pinggang, dan ada yang benar-benar dikendalikan oleh keringatnya sendiri”
وأشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده إلى فيه
Al Miqdad melanjutkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berisyarat ke mulut beliau dengan tangan beliau” (HR. Muslim)
– Seharinya adalah 50.000 tahun di dunia
Allah Ta’ala berfirman,
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap-Nya dalam sehari yang setara dengan 50.000 tahun” (QS. Al Ma’arij : 4)
– Allah akan memudahkan urusan orang beriman –semoga Allah menjadikan kita salah satunya-
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يومُ القيامة على المؤمنين كقدر ما بين الظهر والعصر
“Hari kiamat bagi orang beriman lamanya seperti jarak antara zhuhur dengan ashar” (HR. Al Hakim dalam Mustadrak (1/84. Dinilai shahih oleh Al Albani)
– Naungan Allah untuk orang beriman
Dalam hadits, qudsi, disebutkan kelak Allah akan mengatakan,
أين المتحابُّون بجلالي، اليوم أُظلُّهم في ظلِّي، يوم لا ظلَّ إلاَّ ظلِّي
“Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini akan Ku naungi mereka, hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Ku” (HR. Muslim)
– Datangnya Allah Ta’ala untuk mengadili seluruh hamba
Di hari itu, manusia akan mendatangi para nabi, meminta mereka agar mereka memohon kepada Allah agar segera mengadili mereka. Tetapi, para nabi tidak ada yang mau memenuhi permintaan mereka, kecuali Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau bersujud di bawah ‘arsy kepada Allah, memuji dan menyanjung-Nya dengan sanjungan yang indah. Kemudian dikatakan kepada beliau,
ارفع رأسَك وسَلْ تُعطَ، واشفع تشفَّع
“Angkatlah kepalamu! Mintalah, engkau akan diberi! Berilah syafa’at, niscaya dikabulkan!”
Dan di saat itulah Allah Ta’ala datang untuk mengadili hamba-hamba-Nya.
وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا
“Dan datanglah Rabb-mu beserta para malaikat bershaf-shaf”
وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى
“Dan diperlihatkanlah jahannam. Di saat itu manusia akan ingat, tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya”
يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي
“Mereka mengatakan, ‘Duhai, seandainya saja aku beramal shalih untuk hidupku ini’” (QS. Al Fajr : 22-24)
Dalam sebuah sya’ir disebutkan,
تذكَّر يوم تأتي الله فرداً
وقد نُصبت موازينُ القضاء
وهُتِّكت السُّتور عن المعاصي
وجاء الذنبُ منكشف الغطاء
Ingatlah hari ketika engkau akan menghadap Allah seorang diri…
Dan ditegakkanl timbangan amal…
Dibongkarlah tirai penutup maksiat…
Dan datanglah dosa tanpa ada yang menutupi…
(diringkas dari artikel Yaumu ‘arafah wat tadzkir bil mauqif yaumal qiyamah, Syaikh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdul Muhsin Al Badr hafizhahumallah)
Disunnahkan puasa ‘arafah bagi non-jema’ah haji
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan puasa ‘arafah, beliau menjawab,
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
“Puasa ‘arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang” (HR. Muslim)
Tambahan : Adapun puasa ‘arafah di tahun ini (1434 H/2013 M) insya Allah jatuh pada hari senin, 14 Oktober 2013. Wa lillahi al hamdu wal minnah, bertepatan dengan hari senin, hari dihadapkannya amalan seorang hamba kepada Allah sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Amalan seorang hamba di laporkan kepada Allah setiap hari senin dan kamis. Jadi aku suka amalanku dilaporkan ke hadapan Allah sementara aku sedang berpuasa” (HR. Tirmidzi, beliau berkata, “hadits hasan gharib”. Dinilai shahih oleh Al Albani)
Maka, merupakan sebuah keutamaan yang sangat besar ketika amalan seorang hamba diangkat kepada Allah Tabaaraka wa Ta’ala sementara ia sedang berpuasa ‘arafah! Allahumma-j’alnaa minhum…
Memperbanyak do’a di hari ‘arafah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a di hari ‘arafah” (HR. Tirmidzi, dinilai hasan oleh Al Albani)
Syaikh Shalih Al Munajjid hafzihahullah mengatakan, “Pendapat yang kuat, keutamaan berdo’a di sini berlaku umum (baik untuk orang yang berhaji maupun tidak-pen). Keutamaan di sini adalah keutamaan harinya. Tapi tentu tidak diragukan lagi bahwa orang yang wukuf di ‘arafah telah mengumpulkan dua keutamaan, keutamaan tempat dan waktu”[1]
Hindari maksiat di hari-hari yang utama ini
Ibnu Rajab rahimahullah memberikan nasihat yang indah, “Waspadailah kemaksiatan! Sesungguhnya maksiat dapat menghalangi datangnya ampunan di hari yang penuh rahmat!
طاعة الله خير ما لزم العبـ … ـد فكن طائعا ولا تعصينه
ما هلاك النفوس إلا المعاصي … فاجتنب ما نهاك لا تقربنه
إن شيئا هلاك نفسك فيه … ينبغي أن تصون نفسك عنه
Mentaati Allah adalah hal terbaik yang dijalani seorang hamba…
Jadilah engkau orang yang taat dan jangan bermaksiat pada-Nya…
Tidak ada yang membinasakan diri seseorang kecuali maksiat…
Maka jauhilah apa yang Dia larang dan jangan kau dekati…
Sesuatu yang dapat membinasakan jiwamu…
Sudah selayaknya engkau jaga dirimu darinya…
Maksiat adalah sebab jauhnya hamba dari Allah dan tercegahnya rahmat, sebagaimana ketaatan adalah sebab dekatnya hamba dengan Allah dan rahmat-Nya” (Lathaa-if Al Ma’aarif, hal. 476)
Masih ada kesempatan
10 hari di awal Dzulhijjah belum berakhir. Masih ada kesempatan untuk memakmurkannya dengan amal shalih. Ibnu Rajab memberikan wasiat indah kepada kita,
المبادرة المبادرة بالعمل
والعجل العجل قبل هجوم الأجل
قبل أن يندم المفرط على ما فعل
قبل أن يسأل الرجعة فيعمل صالحا
فلا يجاب إلى ما سأل
Bersegeralah bersegeralah untuk beramal…
Cepatlah cepatlah sebelum datangnya ajal…
Sebelum orang yang meremehkan menyesali perbuatannya…
Sebelum ia meminta dikembalikan ke dunia untuk beramal shalih…
Namun permintaannya tidak dikabulkan…
(Lathaa-if Al Ma’aarif, hal. 477)
Sekali lagi dan terus-menerus, kita memohon taufiq kepada Allah untuk memudahkan kita beramal shalih, karena tiada daya dan upaya melainkan dari Allah, Rabbul ‘aalamiin. Wa billahi at taufiq.
Ditulis oleh :
Yananto Sulaimansyah
Santri Ma’had Al ‘Ilmi tahun ajaran 1431-1433