Skip to content

Tanya Jawab Akidah (bagian 01)

Diterjemahkan oleh Ustadz Marwan –hafizhahullah– dari A’lamus Sunnah karya Hafizh al-Hakami –rahimahullah

Kewajiban pertama bagi seorang hamba

Soal -1: Kewajiban apakah yang pertama bagi seorang hamba?

Jawab: Kewajiban pertama bagi seorang hamba adalah mengetahui perkara yang menjadi  penyebab Allah menciptakan manusia, mengambil perjanjian dari mereka, yang menjadi penyebab Allah mengutus para rasulNya, menurunkan kitab-kitabNya, yang menjadi penyebab Allah menciptakan dunia dan akhirat, surga dan neraka, neraka al-haaqqah dan al-waaqi’ah, dipancangkannya timbangan amalan, dihamparkannya lembaran-lembaran amalan, yang menjadi penentu celaka atau bahagianya seorang hamba, demikian pula pembagian nur kepada seorang hamba. Barang siapa yang tidak diberi oleh Allah cahaya niscaya dia tidak akan mendapatkan cahaya.

Perkara yang menjadi penyebab Allah menciptakan seorang hamba

Soal-2: Apakah perkara tersebut yang menjadi penyebab Allah menciptakan seoran hamba?

Jawab: Perkara tersebut adalah beribadah kepada Allah sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya:

َوما خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui.” [ Ad-Dhukhaan: 38-39 ]

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاء وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا

“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir.” [ Shaad: 27 ]

وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.” [ Al-Jaatsiyah: 22 ]

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [ Adz-Dzariayaat: 56 ]

Pengertian hamba

Soal-3: Apakah arti dari hamba?

Jawab: hamba, jika dimaksudkan dengannya adalah al-muta’abbad yaitu yang ditunddukkan maka mencakup seluruh makhluk, seluruh alam semesta yang berakal atau tidak, yang kering maupun yang basah, yang bergerak maupun yang diam, yang nampak maupun yang tersembunyi, yang mukmin maupun yang kafir, yang baik maupun yang fajir dan sebagainya.

Seluruhnya adalah makhluk Allah U yang berada di bawa pemeliharaan dan pengaturanNya, masing-masing mempunyai bekas tempat berpijak dan batas kesudahan, semuanya berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan baginya masing-masing, sedikitpun tidak akan melampaui ketetapannya.

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” [ Yaasin: 38 ]

Dan berada di bawa pengaturan yang maha adil dan bijaksana.

Dan jika dimaksudkan dengan hamba tersebut adalah yang mencintai dan yang tunduk maka khusus bagi orang-orang yang beriman karena mereka adalah hamba-hamba Allah yang mulia, wali-wali Allah yang bertakwa, tidak ada rasa takut pada diri mereka dan juga tidak bersedih hati.

Pengertian ibadah

Soal-4: Apakah arti dari Ibadah?

Jawab: Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah U baik berupa perkataan atau perbuatan yang nampak ataupun yang tersembunyi dan berlepas diri dari segala hal-hal yang bertengtangan dan berlawanan dengannya.

Kapankah suatu amalan bernilai ibadah

Soal-5: Kapankah suatu amalan bisa dianggap sebagai ibadah?

Jawab: Suatu amalan bisa dianggap sebagai ibadah apabila di dalamnya terdapat dua kesempurnaan: yaitu kesempurnaan cinta dan kesempurnaan ketundukan kepada Allah U:

وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِّلّهِ

“Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” [ Al-Baqarah: 165 ]

إٍنَّ الذين هم من خشية ربهم مشفقون

“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati Karena takut akan (azab) Tuhan mereka.” [ Al-Mu’minuun: 57 ].

Demikian pula pada firmanNya:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepada nya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” [ Al-Anbiyaa’: 90 ]

Sumber: http://abu0dihyah.wordpress.com

4 thoughts on “Tanya Jawab Akidah (bagian 01)”

  1. Ass. Wr. Wb. Bp. Ust, saya ingin tanya, saya yg bodoh ini ingin tahu lebih jauh dan mendalam lagi mengenai sholat khusu’, pada waktu sholat terutama sedang sujud saya sering melihat “Garis Putih dengan kebiru-biruan”, kadang saya melihat gambar sajadah ada didalam sejadah yang saya gunakan, apakah itu seperti Kebesaran Allah SWT atau apa ya Ust. tolong berikan gambaran dan pendapat Bp. terima kasih, Wassalam.

    1. Dijawab oleh Ustadz Abu Sa’ad, M.A. :

      waalaikumsalam warahmatullah, wallahu a’lam, saya khawatir itu hanya was-was dari syaithon saja untuk mengalihkan konsentrasi sholat kita, yang jelas untuk menggapai kekhusu’an dalam sholat yang pertama adalah dengan memenuhi syarat-syarat sahnya sholat, juga rukun-rukun, kewajiban dan sunnahnya sebagaimana yang dituntunkan Nabi kita yang mulia, kedua : berusaha muntuk memahami bacaan yang kita baca dalam sholat, ini sangat membantu dalam menggapai kekhusu’an, yang ketiga : menghadirkan hati kita dalam sholat yang kita kerjakan, karena itu salah satu makna dari darajat ihsan yaitu engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya kalau engkau tidak melihatnya yakini Allah pasti melihatmu,dan kalau bisa sholatnya tidak usah pakai sajjadah, karena kalau kita melihat gambar-gambar di sajjadah akan mempengaruhi konsentrasi sholat kita,Wallahu Waliyyu Taufiq, wassalamu alaikum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *