Imam Ibnul Qayyim berkata di dalam kitabnya Madarijus Salikin, “Adab seseorang adalah tanda bahagia dan kemenangannya. Dan sedikitnya adab adalah tanda celaka dan kerugiannya. Tidaklah didatangkan kebaikan dunia dan akhirat yang semisal dengan adab. Dan tidak pula didatangkan penghalang kebaikan dunia dan akhirat yang semisal dengan sedikitnya adab”
و المرء لا يسمو بغير الأدب
و إن يكن ذا حسب و نسب
Seseorang tidak akan tinggi derajatnya tanpa memiliki adab
Walau dia memiliki kedudukan dan baiknya nasab
Orang yang layak memikul ilmu hanyalah mereka yang menerapkan adab-adab ilmu pada dirinya sendiri dan pada pelajarannya, pula kepada guru dan teman sejawatnya.
Yusuf bin Al Husain mengatakan, “Dengan adablah ilmu dapat dipahami”
Dan karena inilah para salaf rahimahumullah sangat memperhatikan adab sebagaimana perhatian mereka terhadap ilmu.
Ibnu Sirrin pernah berkata, “Dahulu mereka (para salaf) mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu”
Bahkan, sungguh sebagian salaf mendahulukan pelajaran adab sebelum mempelajari ilmu.
Al Imam Malik bin Anas memberi wejangan kepada seorang pemuda Quraisy, “Wahai anak saudaraku, pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu”
Dan mereka dahulu sangat menampakkan kebutuhan mereka akan adab.
Suatu hari, Makhlad bin Al Husain berkata kepada Ibnul Mubarok, “Kita ini lebih butuh kepada adab yang banyak ketimbang ilmu yang banyak”
Dan mereka dahulu selalu berwasiat dengan adab dan membimbing kepada adab.
Imam Malik bercerita, “Dahulu ketika ibuku memasangkanku ‘imamah, beliau berpesan: ‘Pergilah ke Rabi’ah (yakni Ibnu Abi ‘Abdirrahman, termasuk ulama faqih-nya penduduk Madinah di zaman beliau), pelajari adabnya sebelum engkau pelajari ilmunya!'”
Dan sungguh penuntut ilmu zaman ini telah terhalang dari ilmu yang banyak karena menelantarkan adab.
Al Laits bin Sa’d rahimahullah sekali waktu melewati sekelompok ahli hadits lalu beliau melihat ada pada diri mereka sesuatu yang beliau tidak sukai. Maka beliau berkata, “Apa ini? Kalian lebih membutuhkan sedikit adab daripada banyak ilmu”
Maka apa yang akan Al Laits katakan kalau beliau melihat keadaan mayoritas penuntut ilmu di zaman sekarang?!
Diterjemahkan dari kitab Khulashah Ta’zhim Al ‘Ilm, Al Ma’qid Al ‘Asyir : Mulaazamatu Aadaab Al ‘Ilmi
Ditulis oleh :
Miftah Hadi S Anfa
Santri Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta tahun ajaran 1434/1435